Ironis

Post : Jan Nasution


Ana, wanita berumur 29 tahun memiliki keyakinan kalau cita-citanya menjadi PNS terwujud maka dia merencanakan untuk segera menikah. Karena dengan usia selevel itu sudah waktunya dia untuk berumah tangga, apalagi dorongan ekstren pertanyaan "kapan kawin?" dari kerabat dan teman-temannya sudah seringkali dia dengar dan bahkan sudah mengapal di gendang telinganya.

Realita dalam penerimaan PNS di Indonesia sudah dipahami Ana dengan jelas. "Tak ada UANG jangan harap untuk jadi Pegawai, kecuali kamu anak atau keluarga Pejabat" begitu perkataan tukang becak yang mengantarkannya ke Kantor Pos untuk memasukan berkas lamaran CPNS nya.

Maka, sebelum dia mengantar berkas tersebut sebenarnya Ana sudah melakukan persiapan dengan sangat matang. Atas saran temannya dia menjumpai seorang makelar CPNS yang sudah mumpuni untuk meloloskan Ana menjadi PNS, kata kebanyakan orang sembilan puluh sembilan persen calon CPNS yang dia bawa pasti lolos.

Maka begitu telah sepakat Ana dan makelar tersebut tentang besaran dana untuk lolos CPNS, Ana sungguh bersemangat sekali dan berkeyakinan bahwa dia akan menjadi salah satu orang yang akan memakai seragam coklat-coklat pada tahun ini.

"Yang perlu kamu persiapkan hanya berkas, begitu keluar nomor peserta ujian maka selanjutnya itu menjadi urusan saya, kamu tinggal mengikuti ujian formalitas saja" begitu kata-kata kunci dari makelar tersebut sambil tersenyum dan pada penutup pembicaraan sambil mengirim SMS nomor rekeningnya si makelar berkata "lima puluh persen dulu untuk pengurusannya, segera ya".

Maka Ana dengan restu orangtuanya mencoba peruntungannya untuk masuk PNS. Lebih bersemangat daripada tahun-tahun sebelumnya karena ini beda, lebih menjanjikan, berpower dana dan "orang dalam".

Setelah ujian yang Ana ikuti sebenarnya ada kegetiran juga dalam dirinya, dari dua formasi yang dibutuhkan ada ratusan lebih orang yang mengikutinya, tapi sang makelar orang dalam menyakinkannya dan ini membuat Ana optimis bakal lolos.

Waktu pengumumanpun tiba, dengan penuh semangat dibukanya lembaran pengumuman di koran pagi itu. Sampai lembaran terakhir tetap tidak tercantum namanya bahkan formasi yang bukan jurusannya pun tak luput dia teliti satu persatu seolah-olah tidak percaya dia tidak lulus. Dan sampai akhirnya dia tersadar juga bahwa dia tidak lulus begitu mendengar kabar dari sang makelar bahwa "Ana kalah kekuatan Uang, ada peserta lain yang menyodorkan lebih dari Ana".

Jadi..... 
Apa yang dapat kita simpulkan dari kisah Ana tersebut???

Sembari Anda menyimpulkan, Penulis dedikasikan lagu Ironic ini untuk Ana-Ana lain yang bernasib sama.... :)


 

















 





Alanis Morissette - Ironic

An old man turned ninety-eight
He won the lottery and died the next day
It's a black fly in your Chardonnay
It's a death row pardon two minutes too late
Isn't it ironic... don't you think?

Chorus:
It's like rain on your wedding day
It's a free ride when you've already paid
It's the good advice that you just didn't take
Who would've thought... it figures

Mr. Play It Safe was afraid to fly
He packed his suitcase and kissed his kids goodbye
He waited his whole damn life to take that flight
And as the plane crashed down he thought
"Well isn't this nice..."
And isn't it ironic... don't you think?

Repeat Chorus

Well life has a funny way of sneaking up on you
When you think everything's okay and everything's going right
And life has a funny way of helping you out when
You think everything's gone wrong and everything blows up
In your face

A traffic jam when you're already late
A no-smoking sign on your cigarette break
It's like ten thousand spoons when all you need is a knife
It's meeting the man of my dreams
And then meeting his beautiful wife
And isn't it ironic... don't you think?
A little too ironic... and yeah I really do think...

Repeat Chorus

Life has a funny way of sneaking up on you
Life has a funny, funny way of helping you out
Helping you out



{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar